Negara Republik Aries Rismawanto

Pernahkah Anda mendengar sebuah negara kecil yang bernama Republik Aries Rismawanto? Negeri ini jauh lebih kecil dari Singapore, Monaco atau Vatikan. Bentuk pemerintahannya Presidensial dan aku sendiri menjabat sebagai Presiden yang bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Aku menjalankan kekuasaan eksekutif yang memegang kendali pemerintahan dan panglima tertinggi angkatan bersenjata.

Ada pepatah mengatakan bahwa “kekuasaan cenderung untuk korup”, oleh karena itu, kekuasaanku terbatas hanya 50% saja, sedangkan sisanya dipegang oleh dewan legislatif yang bertugas menyusun undang-undang dan mengontrol jalannya pemerintahan. Setiap ada rencana dan keputusan aku selalu mengajukannya terlebih dahulu ke parlemen untuk mendapat persetujuan.

Negeriku menganut sistem trias politica di mana adanya pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kekuasaan yudikatif yang menangani urusan peradilan sangat independen. Aku sebagai presiden tidak bisa mencampuri keputusan yudikatif dalam menentukan vonis ketika ada pihak-pihak di negaraku yang bersalah.

Seperti di Amerika Serikat, hanya ada dua partai yang bercokol di negaraku yaitu partai sisi terang dan partai sisi gelap. Partai sisi terang beranggotakan koalisi dari nilai-nilai kebijaksanaan, kasih sayang dan energi positif lainnya, sedangkan partai sisi gelap adalah partai yang anggotanya amarah, kebencian, dendam dan hal-hal negatif lainnya. Setiap harinya, selalu ada perdebatan sengit antara partai yang berkuasa dan oposisi. Syukurlah, partai sisi terang selalu mendominasi kursi di parlemen dan selalu memenangkan pemilu yang diselenggarakan 1 tahun sekali.

Aku mengakui, walaupun aku sudah bertindak sebijaksana mungkin tapi ada saja rakyatku yang kecewa. Jika mereka kecewa atas keputusanku atau aspirasinya tidak terwakilkan di dewan legislatif biasanya mereka melakukan demonstrasi. Sesuai dengan undang-undang di negaraku demonstrasi diperbolehkan dan dianggap legal karena merupakan instrumen demokrasi asalkan dilakukan dengan tertib dan tidak anarkis.

Negeraku selalu membuka hubungan diplomatik dengan negara mana pun sejauh negara tersebut cinta damai. Negeriku adalah anggota aktif organisasi perdamaian dunia dan bukan anggota NATO ataupun Pakta Warsawa.

Jika Anda membuka buku ensiklopedia atau peta dunia, tidak akan pernah ditemukan negara yang bernama “Republik Aries Rismawanto”, karena negara ini hanyalah imajinasi belaka. Ketahuilah bahwa pada diri Anda pun ada sebuah negara. Seperti halnya aku, Anda juga seorang pemimpin dari negara diri anda. Anda bisa saja berimajinasi tentang bentuk negara pada diri Anda, terserah, apakah berbentuk, republik, serikat, kerajaan atau negara yang mengatasnamakan rakyat yang menganut sistem satu partai yang berlambangkan palu-arit. Hanya pesan saya, jadilah pemimpin yang baik. manajlah jalannya pemerintahan negara Anda dengan sebaik-baiknya karena Anda bertanggung jawab atas negara yang anda pimpin. Ingatlah bahwa “kekuasaan cenderung untuk korup” maka selalu libatkan dewan legistlatif yang mengontrol jalannya pemerintahan. Belajarlah pada sejarah, jangan pernah mengatakan “l'état c'est moi” bahwa negara adalah aku, seperti yang pernah dijalankan Raja Louis dari Prancis yang berkuasa secara absolut dan sewenang-wenang yang akhirnya mati dipenggal oleh rakyatnya sendiri atau jangan pernah melibatkan militer dalam ranah politik seperti yang pernah terjadi di negara Republik Indonesia dengan istilah “Dwi Fungsi militer”nya karena militer hanya bertugas sebagai fungsi pertahanan dari serangan musuh bukan untuk mempertahankan kekuasaan.

Sejarah mencatat bahwa orang berkuasa secara sewenang-wenang akhirnya mengalami nasib tragis, seperti Saddam Husein, Soeharto, Polpot, Fidel Marcos, Idi Amin, and many-many more.