Asal Muasal Nama Sunda

Sejauh ini belum ditemukan informasi kesejarahan yang menerangkan tentang nama Sunda ini. Hanyalah sebuah naskah yang saat ini masih diteliti (Naskah Wangsakerta) yang menerangkan bahwa nama Sunda menjadi nama kerajaan di Nusantara pasca keruntuhan kerajaan Tarumanagara pada tahun 669 Masehi dengan raja pertamanya Tarusbawa (669—723). Tarusbawa adalah menantu raja Tarumanagara ke-12 yang moyangnya berasal dari sebuah kerajaan kecil di India, yakni kerajaan Sunda Sembawa (rupanya Tarusbawa terobsesi menegakkan kembali wangsa keluhurnya, meski tidak di negeri asalnya). Peneliti Belanda, Bemmelen, mengklaim bahwa nama Sunda untuk wilayah yang terbentang dari India hingga Maluku (nama pada masa lalu) bersumber dari nama kerajaan kecil ini. Pendapat Bemmelen diragukan karena mustahil nama sebuah wilayah maha luas berasal dari nama sebuah kerajaan kecil. Seandainya nama Sunda itu diambil dari nama kerajaan di India, tentulah nama yang lebih cocok adalah Pallawa atau Maurya, dua kerajaan sejaman yang wilayah dan kekuasaannya lebih luas dan lebih besar. Satu-satunya kerajaan besar terdekat diluar India adalah Tarumanagara yang pada tahun 669 dikenal dengan nama Sunda. Salah satu bukti Tarumanagara sebagai sebuah kerajaan besar, adalah catatan penulis Cina bernama Pien yang menerangkan bahwa telah datang ke kerajaan Cina utusan diplomatik dari kerajaan To Lo Mo (Taruma), utusan terakhir datang pada tahun 669.

Tentang arti kata Sunda, Mardiwarsito (1990), Anandakusuma (1986), Eringa (1949), dan Winter (1928) menyatakan kurang lebih bahwa kata ‘Sunda’ kemungkinan berasal dari kata sangsekerta ‘sund’ atau ‘suddha’ yang artinya terang, bersinar, putih, bersih, suci, murni, tak tercela, air, atau waspada.

Sumber : vikingpersib